Jumat, 06 Februari 2015

Love Ego (Karana) Part 4



Semakin mendekati hari dimana shooting terakhir drama asia berjudul hidup untukmu mati tanpamu, kebetulan kebetulan drama ini akan di daftarkan untuk ikut serta dalam ajang penghargaan drama asia terbesar se-Asia ini, yang disebut ADA( Asian Drama Awards) kami semua berharap juri-juri yang didatangkan langsung dari amerika itu mampu memandang drama kami, konsep yang sama tapi dengan cerita yang baru dan  berbeda dari drama-drama indonesia lainnya. Kami semua berharap yang terbaik dan melakukan yang terbaik.
            “ mister Keenan, ini shooting terakhir kita, kan. berarti akan ada pesta besar dong, asiik....” ucapku, dia mengangguk sembari tersenyum.
            “ yapz, kita akan mengadakan pesta setelah stasiun TV menerima Drama kita. ” ucapnya menyeruput satu cup kopi arabica yang sedari tadi menggantung di tangannya tak lama kemudian, para pemain drama garapan my keenan ini tiba dan shooting episode terakhirpun di mulai, aku dan Laura masuk ke tenda Art departement mengambil kursi dan duduk berhadapan, ada roti yang membisu di tangan kami masing-masing bersiap untuk menjadi bahan santapan kami berdua, sambil berbicara seputar drama kami memakan roti kami sedikit demi sedikit. Memang, kami sangat menyukai hal-hal berbau coklat seperti roti yang sedang kami makan ini, teksturnya yang lembut dan selai coklatnya yang lumer dimulut membuat kami tidak pernah bosan untuk menyantap roti isi coklat ini kapanpun, apalagi ditemani satu cup kopi mocca yang suka kami tambahkan cream, cream yang bisa menjadi dominan di dalam cup kopi kami. Kami menyukai kopi jenis apapun, asalkan ada cream.
            Loe yakin kali ini dengan Keenan loe bisa bersama untuk waktu yang lama
            begitulah yang terjadi. Sudah gak kehitung berapa kali aku pengen bilang putus sama dia. Tapi selalu gagal, aku terlalu larut dalam kisah ini, ra.  
            “ hati-hati loch.. terkadang, hubungan yang datar-datar aja kayak loe gini, endingnya bakal gak enak banget. ” ucapnya, hampir saja kopi ini tersembur dari mulutku
            “ Kamu itu Cuma syirik sama aku, lagipula sebagai sahabat yang baik, harusnya kamu itu mendoakan aku sama mister Keenan langgeng..” ucapku setidaknya sampai aku akhirnya harus mengakhirnya ketika aku sudah merasa cukup mendapatkan energi bahagia darinya.
            “ iya,,iya,, gak usah melarat gitu mukanya. Doa gue pasti terkabul, gue kan juga pengen ngelihat loe bahagia. Sejujurnya gue senneng ngelihat loe kayak gini. Gue percaya diri kalau Keenan bakal jadi  pemeran utama yang membawa happy ending di cerita cinta loe” Ucapnya dengan aksen berbeda di kata bahagiannya.
            kamu benneran mau do’a kamu terkabul dengan pasti.” Ucapku, ia mengangguk.
            “ diluar tuch ada linggis bekas shooting kemarin yang lupa di bawa pulang sama pak Toto, kan. aku pukulin ya di kepala kamu, soalnya kata ustadz do’a orang teraniaya itu ceppet di kabulin. Katanya pengen lihat aku bahagia ” ucapku tertawa melihat ekspressi wajahnya
            “ gak gitu juga kale.. itu alamatnya gue bakalan mati tanpa ngelihat loe bahagia.”
Aku berdiri dari tempat dudukku, membuang bungkus rotiku dan cup yang sudah kosong di bak sampah lalu melangkah menuju Keenan yang sedang menyeruput minumannya.
            “ capek, ya? ” tanyaku, kepalanya mengangguk
            “ em.. tapi seperti kata miss Keenan kita harus fight!  jawabnya, aku tertawa kecil.
            “ miss Keenan.. ntar temenin aku kekebunnya papa, ya. di Bandung.” ajaknya, aku mengangguk senang, akhirnya setelah setengah tahun berhubungan aku bisa juga bertemu dengan orang tua mister Keenan, apa itu artinya hubungan kami semakin serius? Tidak, kan?
            Selesai shooting, aku berbincang-bincang sedikit dengan Anindya sambil menunggu mister Keenan menyelesaikan kesibukannya, Anindya juga sedang menunggu jemputannya. Dari dulu sampai sekarang, aku selalu mengagumi kecantikannya yang alami, aktingnya yang natural dan selera style yang bagus, dari dulu aku tau dia bukan selebriti yang sombong.
            “ kalau Drama kita ini masuk nomine, kamu ikut ke jepang? ” tanyanya, aku menggeleng. Tahun ini ADA atau Asian Drama Awards diadakan di Jepang, di negri sakura
“ loh, gak mungkin kan pak sutradara gak ngajak kamu. ”
            “ walaupun begitu. ”
            “ kenapa, alasannya? ” tanyanya lagi
            “ aku gak mau ngerepotin, lah. Yang wajib kesana kan Cuma pak produser sama sutradara kalau aku ikut, nanti malah ngerepotin dia biasa cewek... pengennya belanja kalau udah di tempat-tempat kayak gitu. Minta oleh-oleh aja dech ” jawabku
            “ duh...pengertiannya, gak takut apa misternya kecantol ama kulit putihnya cewek Jepang...” godanya, aku tertawa begitupula dirinya.
            “ awas aja kalau dia berani, aku peres dia kayak cucian ”
Keenan mengajakku pulang dengan isyarat dari lambaian tangannya, ia sudah berada tepat disamping mobilnya akhirnya percakapanku dengan Anindya harus terhenti aku sempat menawarkan tumpangan pada Anindya, Keenan pasti tidak keberatan untuk mengantar dia pulang tapi, rupanya dia masih keukeuh untuk menunggu jemputannya.
            Aku memandang Keenan, sudah beberapa menit ini dia tidak bicara apa-apa hanya sesekali melemparkan senyum padaku, meski tidak berarti apa-apa rasanya sangat sepi tidak mendengar celotehnya, apa mungkin terjadi sesuatu di lokasi shooting tadi biasanya dia selalu cerita padaku sampai hal terkecilpun ia cerita. Hingga akhirnya kami tiba di sebuah pekarangan kecil, disana kami disambut senyum manis semanis senyum Keenan oleh seorang pria sekitar lima puluh tahunan, gampang untuk ditebak dia pasti ayahnya Keenan. Segera ia melepas sarung tangannya untuk menyambut tangannku yang ingin mencium punggung tangannya kemudian dengan suaranya yang seperti Nicolas cage itu ia mengajak kami untuk masuk kesebuah rumah yang sederhana. Aku bisa melihat mereka pasti hidup terpisah, dan sesuatu pasti pernah terjadi diantara mereka apapun itu aku yakin ada. Hanya beberapa detik Keenan duduk bersama kami, ia lalu mengangkat telponnya yang tiba-tiba berdering, ia menjauh dari ruang tamu keluar teras dan mulai sibuk berbicara. duh.. gak sopan
            “ siapa namamu, manis? ” tanya beliau
            “ Akira, om. Akira Sharma” jawabku
            “ Akira? Nama yang manis. Keenan memang pandai memilih wanita” ucapnya, aku tersenyum. Ada foto keluarga terpajang didinding ruang tamu ini, ibu Keenan cantik tapi, Keenan lebih mirip Ayahnya pastinya waktu muda beliau adalah mister Keenan.
            “ si cantik itu ibunya Keenan, dia tinggal di kalimantan”
            “ oh, ya. Akira juga aslinya dari Kalimantan om, Kalsel tepatnya”
            “ om tidak tau, Ibunya di Kalimantan apa” ucap beliau, aku mengangguk.
Ku tatap keluar jendela, kulihat kebun kecil yang indah itu ada beberapa strawberry yang masih muda disana. Sangat rapi. Aku tersenyum, tidak menyangka laki-laki seperti beliau mau merawat kebun ini sendirian, aku juga salut dia bisa merawat kebun ini dengan sangat rapi dan tentu dengan kesabaran tingkat tinggi. Jika itu, aku. Sudah pasti aku akan merasa bosan bukan main, aku jadi terpikirkan betapa menyenangkannya melakukan hal-hal di kebun itu bersama Keenan dan ayahnya. Misalnya memangkas, menyirami, memetik buah, strawberry yang matang. Aku tiba-tiba homesick, aku rindu orang-orang dirumahku.
            “ teh rasa strawberry....”
            “ wah, sejak kapan?!” tanyaku setengah kaget
            “ sejak kamu mulai terbang ke negeri lamunan” jawab beliau, aku tersenyum malu wajahku menjadi hangat karnanya. Aku sangat malu, karna telah mengabaikan keberadaan beliau disampingku. Aku menyeruput teh rasa strawberry itu dengan malu-malu. Teh strawberry ini rasanya unik tapi enak. Ku pandang Keenan yang sedari tadi masih saja sibuk dengan telponnya, tidak pernah ku lihat Keenan selama itu berbicara di telpon.
            “ dia pasti selalu sibuk seperti itu, kan?” tanya beliau, aku mengangguk sembari tersenyum. Keenan ini...kenapa dia bersikap seperti itu pada ayahnya sendiri, harusnya saat sedang bersama ayahnya, apalagi dalam kondisi hidup terpisah seperti ini dia melupakan kerjaannya, dan menemani beliau lebih banyak lagi aku bukan prioritas utama yang diharapkan beliau untuk berbagi cerita pastinya, lagipula dia memang tidak boleh begitu.
            “ om..bagaimana bisa om merawat kebun strawberry ini sendirian tanpa bantuan orang lain, apa gak bosan atau capek? ” tanyaku. Beliau tersenyum lalu menarik lenganku mengajakku kekebun melewati pintu belakang rumah beliau, aku masih belum mengerti.
            “ ini semua karna cinta, om mencintai kebun om dengan sepenuh hati om. Om tidak berharap balasannya. Maksudnya, om tidak pernah berharap om akan mendapatkan keuntungan dari kebun om ini, om hanya ingin hidup dari kebun ini. misalnya untuk membeli lauk, pauk, dan sembako.. jika om ingin membeli yang lain, om akan memainkan lagu-lagu om di cafe-cafe yang masih menganggap suara si orang tua ini bagus. Begitupula kalau kita mencintai seseorang. Kita hanya mengambil sebuah rasa, rasa cinta yang dia ciptakan untuk kita, sehingga dengan rasa itu, kita bisa bertahan hidup. Kitapun harus sabar menjaga cinta itu, meskipun orang yang kita cintai tidak pernah melihatnya.” Jelas beliau, betapa dalam kata-kata beliau. Selama ini yang kutau tentang cinta adalah satu yakni abstrak. Seperti lukiasan yang abstrak, ada banyak makna didalamnya tergantung mata siapa yang  melihatnya, maka mata itu akan mengartikan dengan pahamnya sendiri, hanya pelukisnyalah yang tau. Dan dalam cinta hanya pencipta cintalah yang tau makna sebenarnya, ya Tuhanlah. Ku tatap  Keenan sembari tersenyum, apa aku bisa mencintai Keenan seperti itu disaat aku sibuk memikirkan bagaimana caranya untuk melarikan diri dari kisah ini sebelum aku tidak tau endingnya, sebelum aku malah mejadi pemeran antagonis didalam cerita ini dan dia sebagai protagonis yang menerima sad endingnya.
            “om. Tadi om bilang bisa nyanyi, kan? Akira mau dengar, donk.” Pintaku.
            “ aduh bagaimana ya.....” ucap beliau menggaruk kepalanya
            “ ayolah....om. ayolah,,,,,” pintaku kali ini dengan memelas.
Akhirnya, beliau mengangguk. Kemudian beliau masuk kekamar beliau dan keluar lagi bersama sebuah gitar yang keren, lalu memainkan senarnya dengan intro terlebih dahulu.
            kusadari semua jalanku....tak berarah kepadamu, mungkin salah diri ini memikirkanmu, aku kini tlah berdua....dan tak seindah cinta yang lalu,, yang jalan dan jalin tanpa restu,, kuakhiri namun tak berakhir, kuhindari,, hati tak ingin terpisah...bila kau dengan yang lain.............sesungguhnya,, ku tak rela.. dan tak seindah cinta yang lalu,, yang jalan dan jalin tanpa restu,, kuakhiri namun tak berakhir, kuhindari,, hati tak ingin terpisah....” lantun beliau
Suara beliau membuat aku membisu, bagus sekali. Beliau menyanyikannya dengan hati, seakan beliau sedang menyanyikan kisah beliau sendiri. Aku terhenyak, ketika beliau selesai menyanyikan satu lagu milik Rossa, sebelumnya aku pernah mendengar Rossa dan Marsel menyanyikannya tapi tadi....aku seperti melihat cerita cinta dari cara om Prabowo bernyanyi, itu benar-benar menyayat hatiku, seharusnya om Prabowo punya album sendiri. Hehehehe.
            “ ayo kita pulang, miss. ” ajak mister keenan sembari menatap ayahnya.
            “ pulang?” tanyaku heran. Dia bahkan tidak bicara sepatah katapun pada ayahnya, dari tadi dia hanya sibuk berbicara dengan telponnya. Sekarang kenapa dia mengatakan untuk pulang, sebenarnya apa yang salah dengan Keenan hari ini, apa tekanan pekerjaan?
            “ Keenan..kapan-kapan kesini lagi dengan Akira.” Ucap om Prabowo, aku tersenyum sementara Keenan hanya mengangguk, kemudian mendahuluiku masuk kemobilnya seperti orang yang sedang buru-buru, aku mencium punggung tangan om Prabowo.
            “ Akira senang sekali bisa kenal dengan om Prabowo.”
            “ om juga”
Didalam mobil, aku masih sempat melambaikan tangan pada om Prabowo. Aku bisa merasakan bagaimana kesepiannya beliau berada disini tanpa siapapun. Wajahnya benar-benar berseri saat kami datang dan meskipun beliau tersenyum aku tau beliau agak sedih ketika kami harus segera pulang. Hhhh...ingin sekali lama-lama bersama beliau.
            “ mister Keenan sibuk, ya. kok buru-buru pulangnya?”
            mm..”
            “ kenapa sikap mister Keenan seperti tadi pada om Prabowo?”
Ckitt!!! Aku terkejut, karna tiba-tiba Keenan membanting setirnya ketepian jalan. Apa ada yang tidak benar dari pertanyaanku tadi sehingga dia harus menepi mendadak begini?
            maaf kalau aku salah ” ucapku, dia hanya diam tak menjawab.
Kemudian dia keluar dari mobil dan duduk di depan kap mobilnya, dengan isyarat melalui kepalanya dia memintaku untuk ikut duduk di kap mobil bersamanya, disampingnya.
            “ kami tinggal terpisah sejak aku masih kuliah dulu. Ayah tinggal di dekat Bandung, Ibu tinggal di kalimantan selatan, dan aku tinggal di jakarta. Selama bertahun-tahun ayah menyimpan perasaan kepada wanita lain, dan selama bertahun-tahun itu pula ibu buta akan cinta ayah selama ini yang hanya menganggapnya sebagai orang biasa. Hingga pada suatu hari, ibu menemukan sebuah foto di saku jaket ayah yang diletakkan didalam gudang, dibalik foto itu tertulis *wajah cinta yang selalu kurindukan* ibu marah, menangis di hadapan ayah yang hanya diam. Aku melihatnya, Akira. Dan ucapan ayah membuat aku dan ibu terluka, dia bilang dia minta maaf karna gak pernah mencintai ibu, dia mencintai gadis itu dan gak pernah berubah sampai sekarang. Saat ibu bertanya kenapa ayah menikahinya, ayah menjawab bahwa kakek sangat baik padanya dan memenuhi semua impiannya menjadi seorang musisi terkenal di Den Haag, kakek gak pernah meminta apapun dari ayah kecuali satu yakni kakek ingin ayah menikahi ibu, ayah mau karna ayah gak mau dikatakan sebagai orang yang gak tau balas budi. Sejak hari itu suasana rumah berubah, kami bersama tapi jiwa kami terpisah, kami berada dalam satu meja makan tapi gak ada percakapan seperti biasanya, kami saling mendiamkan satu sama lain. Dan pada minggu berikutnya ibu menuntut cerai ayah, aku lagi-lagi harus diketuk oleh ketukan palu dari sang hakim menyadarkan aku kalau ayah dan ibu sudah bukan sepasang suami istri lagi. Aku kasihan pada ibu, tapi ibu malah memilih untuk pergi tanpa membawaku bersamanya meski aku sudah pernah memohon, kata ibu wajahku sangat mirip dengan ayah, jadi aku bisa membuatnya terluka hanya dengan melihatku. Ayah sering sekali memintaku untuk tinggal bersamanya tapi... aku sudah membenci ayah saat itu karna ayah gak sedikitpun meminta ibu untuk bertahan. Akhirnya aku hidup sendiri, aku memang sebulan sekali ke Bandung. Itu untuk menegaskan bahwa bagaimanapun dia tetap ayahku, gak beretika jika aku menelantarkannya begitu saja. ” jelasnya lirih
            “ mister Keenan....matahari akan selalu bersinar meski hujan seringkali datang aku siap jadi matahari saat hujan datang di kehidupan mister Keenan..” ucapku. Apa ini?
Ia tersenyum, lalu dengan sangat tiba-tiba ia memelukku erat kontan saja aku terkejut. Jantungku, ya ampun... jantungku berdegup kencang, aku harap dia tidak mendengarnya. Ini hal memalukan bagaimana orang sedewasa aku bisa mengalami jantung berdegup begini.
            “ mister Keenan, dilihatin orang-orang tuch.”
            “ sebentar lagi, biarkan seperti ini, sebentar lagi. Jangan bergerak.”
Aku diam ditempatku, kaku bagai patung dalam pelukannya. Aku tau dia pasti ingin menenangkan hatinya yang sedang kalut, baiklah....aku akan berpura-pura buta dengan pandangan orang-orang terhadap kami untuk mister Keenan yang sedang butuh energi dariku.
Akupun membalas pelukannya. Mister Keenan.... aku tidak tau kalau ternyata kamu memilki perjalanan hidup serumit ini, maafkan aku yang sudah melemparkan batu meteor itu lagi kedalam hatimu yang masih tersisa lubang karna hunjaman ribuan meteor di masa lalumu. Itu pasti terasa sakit sekali, aku harap tubuh yang kau peluk ini bisa mengobati sedikit lukamu. Maafkan aku yang egois ini, aku harusnya tidak melakukan hal ini padamu, maafkan aku.
H_H_H_H
Hhh.. bagaimana laki-laki ini bisa membuat aku merasa memiliki sesuatu yang baru, hanya dengan melihat dia mengangkat tangannya meminta untuk crew bekerja, melihatnya memainkan jari-jarinya untuk menyempurnakan pengambilan gambar. Hanya dengan itu semua aku sudah bisa jatuh cinta padanya, tidak..tidak aku rasa bukan karna itu aku jatuh cinta padanya tapi, karna aku memang sudah jatuh cinta padanya maka semua yang dilakukannya menjadi hal yang terlihat indah. Aku seperti membiarkan dia mempermainkan hatiku, menggelitik dinding jiwaku hanya dengan tingkahnya yang biasa. Rasanya sekarang, kepalaku tidak henti menggeleng, ingat lah Akira... bagaimana dulu kamu selalu mematahkan hati pria-pria yang mencintaimu, ingatlah ketika kamu merasa bahwa status pacaran hanya sekedar hiburan tapi, sekarang. Akira bukanlah Akira yang dulu, bukan lagi Akira yang bermain dari satu hati ke hati lain menganggap bahwa kata-kata manis dari laki-laki hanya rayuan yang akan sirna dan membosankan seiring berjalannya waktu. Akira yang berlari di keramaian para pecinta hanya untuk memenuhi ingin dan harapannya saja, yang hanya mengambil keuntungan dari orang-orang bodoh yang memujanya. Akira yang menertawakan setiap film drama ataupun love story di novel-novel koleksi sahabat-sahabatnya. Sekarang? Akira sendiri yang mengalaminya, ya... aku sendiri yang mengalami ini. tidak seromantis dalam film ataupun novel dua ratus sampai empat ratus halaman, tidak serumit laila dan majnun memang tapi, hanya terasa seperti ada didalamnya dengan sedikit cerita yang berbeda. Aku mencintai Keenan meski dia tidak mengirimkan bunga untukku, aku menyukainya meski ia tidak pernah menceritakan dongeng-dongeng manis untukku, aku mengaguminya meski ia tidak perah menyanyikan lagu cinta untukku, aku suka semua cara Keenan. Cara dia bicara, tertawa, tersenyum, marah, dan melangkah. Semuanya sangat indah.
            “ ceilee... abis toe ntar bos loe liatin terus. ”
            “ Laura, kamu ganggu aja deh. ”
            “ lagi ngapain neng, sampai gue ngeganggu.”
            “ lagi terbang ke nirwana cinta..” ucapku berlalu dari hadapannya
            “ gaya loe... nirwana, tukul arwana kale....” pekiknya
            “ husst!!! ” serempak semua crew menegurnya, sehingga ia mesem-mesem malu.
Aku tertawa dari kejauhan, rasain situ dimarahin sama orang-orang lagian lagi take shooting teriak-teriak. Kontan saja ia mengganggu jalannya shooting dan menambah tugas dept.sound.
Setelah take selesai, aku menghampiri Keenan seperti biasa mengantarkan makan siang untuknya. Sepertinya hari ini sedikit lebih santai dari kemarin, karna hari ini hanya adegan yang di perankan Jhon pamungkas saja. Keenan aku seperti wanita polos yang baru bisa merasakan cinta ini, aku juga tidak mengerti apa itu makna cinta yang sebenarnya namun, hatiku yang bodoh ini terus saja bergetar, jantungku yang gila ini terus saja berdebar. Keenan, kamu seperti hujan di kala terik matahari menerpaku. Biar saja apa kata orang tentang kegilaanku ini, aku hanya ingin melihatmu bukan karna aku hanya harus melihatmu sebagai seorang kekasih yang baik tapi mata ini benar-benar hanya ingin melihatmu saja, tidak bisa lagi melihat ke arah orang lain. Aku hanya ingin disampingmu, mengikutimu kemanapun meskipun aku harus jadi bagian terkecil dari hidupmu, aku hanya inginkan kamu.
            “cut!! ”
Aku tersentak dengan teriakan Keenan yang begitu kencang, seolah menyadarkanku kembali, aku belum bisa mengatakan kata putus itu lagi. Shooting berakhir hari ini dengan tatapannya yang telah mengunciku ia datang menghampiriku menarik pergelangan tanganku dan mengajakku ke mobil, aku hanya bisa melambaikan tangan pada Laura yang dahinya berkerut sama sepertiku, kenapa tiba-tiba tangannya menarikku tanpa berkata apapun
            “ kita mau kemana? ” tanyaku
            “ ibuku datang tadi malam, dia Cuma datang dan besoknya pergi lagi.” Jawabnya
            “ bagaimana keadaannya? ”
            “ fisiknya baik tapi wajahnya jelas terlihat sangat kacau.”
            “ dia mungkin.....” ucapanku terhenti ketika mister Keenan tiba-tiba memelukku erat. Aku hanya bisa diam dan mematung dipelukannya namun aku bisa merasakan bajuku basah oleh air matanya, dia pasti sangat terluka dengan keadaan ini. ya Allah.. andai ada sesuatu yang bisa kulakukan untuknya selain meminjamkan tubuhku untuk dipeluknya pasti sudah kulakukan, maafkan aku mister Keenan, aku tidak mengerti apa yang harus ku perbuat saat ini agar kamu berhenti terluka seperti ini, aku tidak berdaya melawan kekuatan perasaan cinta Bahkan ketika aku harus meminta hujan di matamu itu berhenti, itu akan terdengar licik.
            “ aku harus bagaimana, Akira. ”
            “ aku juga gak ngerti harus bilang bagaimana untuk ini tapi yang jelas sekarang, pikirkan saja untuk menjadi lebih tenang, meskipun kenyataannya kamu tidak bisa tenang, berpura-puralah tenang. Jika kamu jatuh seperti ini dan orang lain tau bukankah mereka gak akan percaya dengan film fighting buatanmu.
            “ apa aku salah, apa ayahku salah, atau ibuku yang salah?”
            “ enggak mister Keenan, gak ada yang salah. Pikirkan bagaimana menderitanya kalian jika terus bersama sementara kalian bertiga sudah tau fakta yang sebenarnya. Om Prabowo akan terus merasa bersalah karna gak pernah bisa memberi kalian cinta, ibumu akan terus marah, sedih, dan tersiksa batinnya karna om Prabowo masih terjebak di masa lalunya, dan kamu. Kamu akan terus-terusan melihat dua orang yang kamu cintai hidup bersama tapi terlihat seperti orang asing. Semua yang terjadi didunia ini hanya masalah waktu, dan ibumu perlu waktu untuk kembali ke kehidupannya yang dulu, kehidupan baik-baik sajanya sebelum menikah dengan om Prabowo. Kita semua punya orang yang kita sangat cintai dan kita semua punya masa sulit didalamnya, bisa saja suatu hari nanti kita dihadapkan pada pilihan yang seolah menyudutkan kita menjadi seperti kedua orang tuamu, dimana kita harus memilih antara kebahagiaan kita sendiri dan kebahagiaan orang lain di dekat kita. Kita bukan nabi ataupun Tuhan yang bisa begitu mudahnya menentukan  apa yang ingin kita pilih. Kita punya logika dan perasaan yang terus bertengkar saat kita sudah tiba di simpang jalan memilih  ” jelasku, aku rasa kalimatku ini bisa sedikit menenangkannya karna aku tidak lagi merasakan dingin di kulitku karna basah oleh air matanya, syukurlah kalau kata ini bekerja.
            “ thank’s..” ucapnya melepaskan pelukannya sembari mengusap air matanya.
            “ hanya orang asing yang harus berterimaksih.” Ucapku, kemudian aku tertawa kecil.
            “ kenapa tertawa.”
            “ hidung kamu merah, mata kamu sembab, trus jadi ingusan gitu. Jangan.. jangan ada ingus lagi di baju aku, iiih.....” ucapku memeriksa bajuku. Matanya melotot.
            “ busyet dah! Enggak lah... kamu ngada-ngada..”
            “ enggak ngada-ngada emang ada.. hahahahaha” ucapku tertawa lebar, dia juga tertawa sepertiku, aku kira candaanku yang basi ini tidak akan membuatnya tertawa.
            “ ah, gimana kalau kita karaokean hari ini. Biasanya kalau lagi suntuk, aku sama si bawel itu karakoean. ” ajakku, dia mengangguk. Sepertinya ini ide yang bagus untukknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar