Cuaca sangat panas hari ini, keenan
pasti sudah terpanggang
disana. Hari ini ada beberapa scene yang harus di ambil, mungkin akan lebih
banyak ketimbang hari-hari biasanya, karna tiga hari ini shooting diliburkan.
Minggu, shooting memang selalu libur, Keenan salah satu sutradara yang merasa
bahwa hari minggu adalah waktu untuk menghabiskan hari bersama orang-orang yang
spesial, senin memang tidak libur namun karna hari selasa adalah hari libur
nasioanal Keenan merasa kenapa tidak meliburkan mereka di hari senin juga.
Spesial untuk mas Nyoman dan mba’ Restu mereka diliburkan selama empat hari
karna kalau tidak salah selain hari raya nyepi di hari selasa, hari rabu juga
masih ada kegiatan untuk para umat hindu. Pekerjaanku akan cukup berat tanpa
mba’ Restu.
“
camera rolling....action!!! ” ucap Keenan kencang.
Anindya yang berperan sebagai Lisa di drama ini
menghampiri Tian -yang diperankan oleh VG-
di tepian danau, mata mereka berpadu dengan sedikit dialog yakni hai. Karna cuaca yang sangat panas,
Dadang harus menyiapkan kipas angin kecil untuk memberikan kesan indah dari
rambut Anindya yang seakan tertiup
angin, aku selalu ingin secantik dia. Sama dengan Keenan aku juga harus
bekerja keras hari ini, Menyiapkan elemen-elemen material tata artistik lebih
awal sesuai dengan rancangan gambar kerja dari production designer sebagai
kesiapan menjelang shooting dan menentukan kualitas hasil akhir sebelum dan
selama proses perekaman gambar dan suara dengan bantuan beberapa teman yang
lain kami juga harus
menyiapkan beberapa properti sesuai dengan yang tertulis di script, memastikan
bahwa latar yang dipakai sudah sempurna untuk pengambilan gambar yang sempurna pula.
“
cut!! Good... perfect, kita break dulu ya lima
belas menit. ” ucap Keenan, Anindya
dan VG masuk ke tenda, ruang
make up mereka. Aku mengambil air soda di freezer fleksible dan menghampiri
Keenan yang masih duduk di kursi kebanggaannya bersama Joni meneliti hasil take one tadi. Joni tersenyum kemudian
pergi ketika aku tiba, kutarik kursi Joni tadi dan duduk disamping Keenan, ia
tersenyum menyambut air soda ditanganku. Anyway..
aku harus mengatakannya hari ini, aku tidak boleh pergi terlalu jauh. Aku harus
secepatnya sadar diri.
“
masih sibuk, mau makan gak? ” tanyaku.
“
ntar aja kalau udah kelar, breaknya cuman beberapa menit ini. ” jawabnya
menggulung lengan bajunya sambil meneguk air soda lagi, aku mengangguk.
Seingatku. Aku menyimpan snack atau roti didalam tasku, aku beranjak dari
tempat dudukku melangkah ke tempat aku menyimpan tasku, mengorek-ngoreknya,
kuharap ada sesuatu dalam tasku yang bisa mengganjal perut Keenanku sebagai
pengganti makan siangnya yang tertunda ini.
“
bang Beno, sini dong!! ” teriak Keenan pada cameramen kesayangannya itu.
“ siap bos! Ada apa? ” tanya bang Beno ketika tiba disana.
“
bang Beno ambil gambar Jhon
pas nyelamatin Anindya,
ya. kawanan ma’fianya ntar kita tempatin diatas gedung itu, close up wajah mereka satu-satu dulu
trus cut to Anindya yang lagi jalan
melewati gedung cut back to kawanan
ma’fianya pas mereka turun intercut ke
Jhon yang langsung datang
tiba-tiba shoot terus adegan
pertengkaran mereka, ambil beberapa latar yang perlu aja ya bang.” Jelas
Keenan, bang Beno mengangguk.
“
nih, mister Keenan. Roti isi coklat dan kacang almond.” Ucapku menyerahkan roti
yang akhirnya kutemukan tadi, Keenan melahapnya sambil terus memperhatikan
sisi-sisi lainya. Pacarku ini memang
sangat sibuk dan bersemangat sekali kalau soal kualitas shootingnya, siapa sich
aku ini, beruntung banget dapatin dia. Aku mesem-mesem waras.
“
miss... latar buat take kedua udah belum? ” tanyanya,
“
beres, mister. Tapi, aku cek lagi deh. ” jawabku, ia mengangguk.
Aku melangkah menuju crew-crew di
departement artistik, kucek beberapa perlengkapan yang ada, aku harap semuanya
sudah tersedia meski ada beberapa rangkaian bunga yang belum juga datang, untungnya
itu tidak dipakai di take sekarang, ini tugas mas widi.
“
mas... buket lilynya mana, kok belum dikirim? ”
“
gak tau nih, udah ditelpon kok berkali-kali. ” jawab mas widi, benar saja
handphone itu sedari tadi tidak pernah lepas dari tangannya. Aku
meninggalkannya, kasihan juga kalau aku terus mendesaknya. Ku hampiri mas Rama,
dia yang bertanggung jawab atas urusan soundtrack
lagu drama ini, aku harus pastikan soundtracknya sudah selesai dan sesuai.
“
hey, mas Rama. ”
“
hey, pasti mau nanyain kabar soundtrack drama ini kan? ” tanyanya, aku mengangguk. Mas rama
juga kesini pastinya untuk memberikan kabar tentang hal itu.
Rasanya berbelit-belit kalau aku
menanyakan hal itu lagi, dia kan
penulis lagu terkenal. Aku tidak pantas meragukan hasil lagu buatan mas rama,
dia akan sangat teliti dalam membumbui rasa menyentuh disetiap lirik-lirik
lagunya dan tentunya lagu untuk drma ini pasti sangat pas.
“
kita bicara di dalam yuk, mas. ”
ajakku, ia mengangguk. Dengan tas selempang sebagai karakter mas Rama, ia
melangkah bersamaku ke dalam tenda tempat istirahat crew kemudian duduk
dibeberapa kursi yang masih kosong.
“
banyak anak-anak ngomong ke gue, ra. Judulnya ini sama banget kayak judul lagu NOAH yang hidup
untukmu mati tanpamu. Gue pikir waktu itu, kenapa gak pake lagu NOAH aja
sekalian, tapi ternyata pas gue baca scriptnya, ceritanya beda drama ini menceritakan tentang Andra yang cintanya gak
kebalas, Lisa yang harus berkorban, dan Tian yang kehilangan,
disini si Lisa mesti meninggal
karna bom chip yang diletakin dikepalanya oleh kawanan ma’fia suruhan bokapnya
Tian. Dan Lisa mati tanpa diketahui ama si Tian,
yang Tian tau Lisa pergi ama si Andra
ninggalin dia dan gak pernah kembali. Itu artinya Lisa Hidup
bareng Tian tapi mati di pangkuan Andra bukan di pangkuan Tian. Jadi gue pikir
judulnya ama filmnya emang nyambung dan untuk soundtracknya gue udah bikinin
lirik yang pas dengan lima judul lagu, yang bakal dinyanyiin ama Anindya judulnya mata
itu, yang bakal dinyanyiin ama VG
seharusnya dari dulu, gue sih
pengennya si jhon
nyanyiin yang Tak berubah tapi dia
bilang dia belum pede buat nyanyi, jadinya gue ntar kasih ke pendatang baru itu
aja, suaranya bagus. Sama satu lagi duet Anindya
ama VG yang selamanya
terpahat. Untuk soundtrack khususnya bakal dinyanyiin sama icha yang judulnya sama
ama judul filmnya hidup untukmu mati tanpamu. ” jelasnya, aku
mengangguk sembari tersenyum. Ada
perasaan kagum untuk mas Rama, penulis lagu soundtrack ternama sepertinya tidak
pernah lupa menyisipkan permintaan kritik disetiap akhir katanya. Tentu saja
aku tidak akan bisa melihat cela dilagunya, apalagi aku bukan kritikus music
yang bisa tau salah apa yang ada. Setauku selama ini setiap lagu soundtrack
yang dibuatnya itu selalu menjadi urutan nomor satu di tangga lagu setiap radio
dan acara musik, walaupun itu soundtrack film horror.
“
mas kalau udah minta donk, biar aku jadi orang perdana yang nerima.”
“
ya, pasti jadi yang perdana lah. Orang mister Keenannya yang bakal ngasih punya
dia, kan dia
yang perdana. ” balasnya, aku tersenyum malu. Aku ada dibelakang Keenan lagi.
Yang bisa dikatakan oleh
hatiku hanya gila, kamu orang paling
beruntung didunia ini, Ra. Apapun yang kamu inginkan, Keenan selalu
memenuhinya.
“ aku ketemu produser dulu, ya. Kalau udah fix entar aku kabarin
” ucapnya.
“
sip bos Rama. ” ucapku berlagak seperti sedang hormat pada ketua upacara, dia
tersenyum kemudian melangkah ketempat Keenan yang masih sangat sibuk. Kuliha
lirik yang nampak sudah diketik dengan rapi itu, aku bisa membayangkan awalnya
pasti tidak serapi ini, para penulis lagu terlihat keren buatku ketika sedang
mencoret-coretkan penanya disebuah kertas ditemani gitar atau alat musik
lainnya, mencari nada yang pas untuk lagunya. Ah benar! Aku hampir lupa dengan bunga lily tadi karna terlalu asik
berbincang dengan mas Rama. Aku mencari lagi mas widi sebagai orang yang
bertanggung jawab atas bunga lily tadi.
Take
selesai, aku menunggu sampai Keenan benar-benar selesai dengan kegiatannya
di lokasi. Melihatku yang berdiri didepan mobilnya ia segera berlari kecil
menghampiriku dengan senyum itu. Senyum itu, haruskah aku menyalahkan senyum
itu karna telah membuatku jatuh hati tapi aku tidak bisa sebab bukan hanya
karna senyum itu aku jatuh cinta melainkan semuanya, ya semuanya yang ada pada
dirinya bahkan aku jatuh cinta pada kemarahannya, pada sikap buruknya yang lain
bukankah seharusnya aku yang disalahkan atas semua ini. Aku melambaikan tangan
dengan senyum berat dibibirku. Untuk beberapa menit aku terdiam di dalam mobil
itu, rasanya sangat perih didadaku namun ini tetap harus terjadi.
“ miss keenan baik-baik aja kan? ”
tanyanya
“ aku pengen ke laut ” jawabku. Ia
mengangguk dengan kebingungan diwajahnya. Dia terus menatapku sementara aku
tidak berani untuk menatapnya. Aku takut.
“ kita sudah sampai ” ucapnya masih
dengan nada heran, aku keluar dari mobil dan menghadap kelaut, kubiarkan angin
laut mengacak rambutku. Sekarang aku bahkan tidak bisa melihat warna biru
dilaut itu dengan jelas, semuanya samar dengan kaca-kaca dimataku.
“ ada apa, miss? Kalau ada sesuatu
cerita sama aku ”
“ aku mau kita sampai disini aja ”
“ hah? ”
“ tentang hubungan kita, aku pikir cukup
disini aja.”
Selama tiga puluh
menit kami berdua terdiam, hingga akhirnya air mataku tidak bisa lagi
kubendung. Kenapa kita harus diam disini bersama, kenapa kamu tidak
meninggalkanku segera setelah aku mengatakan semua ini, apa aku harus
mengulanginya lagi. Apa kamu tidak tau seberapa berat rasanya dan sakitnya
hatiku ketika aku harus mengatakan itu padamu tadi.
“ kenapa kamu menangis? Kalau kamu
berat untuk mengakhiri kenapa harus memaksa mengakhirinya ” ucapnya. Ini tidak
hanya berat ketika mengakhirinya ini bahkan sudah berat sejak awal aku
memikirkan bagaimana caranya agar aku mampu untuk mengakhirinya dan bertahan
tanpa terlihat kesulitan didepanmu, kamu mestinya tau itu.
“ aku minta maaf tapi aku gak bisa
menerima kata putus itu ” ucapnya lagi
“ Keenan, please............. ”
“ bilang dulu apa alasannya? ”
tanyanya, aku tidak bisa mengatakannya.
“ kita bisa putus kalau kamu sudah
tau apa alasannya kita harus putus ”
Setelah itu didalam
mobil menjadi benar-benar sepi, dia marah atau tidak aku juga tidak tau. Aku
kira aku bisa tenang ketika melihatnya pergi dengan dingin tapi ternyata aku
malah menitikkan air mataku. Ini adalah air mata untuk apa, aku sendiri tidak
bisa menjelaskannya,
“ kamu udah pulang, oh iya.. gue gak
masak malam ini kalau kebetulan loe belum makan gue bisa pesanin makanan tapi,
kayaknya loe udah makan deh pas nge-date.
Anyway bilang aja kalau loe perlu
sesuatu meskipun kelihatannya gue lagi fokus nonton drama korea tapi sebenarnya
gue gak fokus-fokus amat jadi gue masih bisa denger suara meles loe itu kok,
hahaha.. ” ucapnya tanpa melihat kearahku. Anak
ini, apa itu yang dinamakan gak fokus. Sampai dikamar, aku melempar tasku
begitu saja di atas meja rias dan menghempas keras pantatku diatas tempat tidur
sembari meremas kepalaku dengan kedua tanganku. Keenan,, bagaimana bisa ini terjadi pada kita. Kenapa kamu harus
bertemu dengan wanita seperti aku, kenapa kita harus jatuh cinta seperti ini, aku
benar-benar minta maaf padamu. Harusnya aku tidak menarikmu waktu itu, harusnya
aku tidak egois saat digedung tua itu. Bagaimanapun aku berusaha menahan
air mataku, akhirnya aku malah menagis sangat kencang dikamarku bahkan
tangisanku yang kencang itu membuat Laura menghampiriku.
“ loe kenapa, ra? ”
“ Laura, apa yang harus aku lakukan
sekarang.... aku gak tau mesti bagaimana.. ” ucapku memeluk laura, tangisku
benar-benar pecah dipelukannya, tangis yang sangat dalam.
Esok harinya saat aku bertemu dengan
Keenan, dia nampak seperti orang yang sedang marah, aku tau kepada siapa dia
marah, dia pantas marah padaku. Kenapa aku merasa seperti kekanak-kanakan
dihadapnnya hari ini, kenapa juga dia harus bersikap sangat dingin seperti itu,
dia bahkan hanya melewatiku tanpa menatapku. Ini tidak seperti aku berbuat
curang alias selingkuh padanya jadi kenapa dia bertingkah seolah aku tertangkap
basah selingkuh dihadapannya. Kalau dia ingin berakhir seperti ini bukankah dia
harus mengatakannya dengan benar, kenapa dia harus mengacuhkanku dihadapan
semua crew yang sudah mengetahui hubungan kami. Dia membuatku tidak bisa
menjawab pertanyaan para crew.
“ setnya belum diatur? Restu,
Nyoman. Apa yang kalian lakukan disini, kita sedang bekerja kalian pikir kalian
kesini untuk tur. Beresin cepat!!! ” bentaknya, para crew terbelalak. Mereka
menatapku, kemudian kembali menatap Keenan. Mereka kebingungan
“ ngapain liat-liat?! Apa dengan ngelihatin
gue kerjaan selesai. Hurry up!!!”
mendengar teriakan Keenan, mereka segera berhamburan menuju ke tempat mereka
semula.
“ aish.. yang bertengkar mereka
berdua kenapa mereka harus membawa kita. Untuk sutradara yang selalu
mengucapkan kata profesional seperti
dia ” umpat mas Nyoman.
Aku yang merasa tidak nyaman dengan
keadaan ini segera mengirimkan pesan pada Keenan untuk menemuiku di salah satu
lift gedung ini. Tak lama kemudia dia datang dengan raut wajah yang dia
tampakkan seharian ini, aku menunggu sampai semua orang turun dari lift ini.
Kami saling tatap dengan rasa marah yang sama, ini benar-benar sikap tidak
dewasa.
“ Keenan, ada apa dengan kamu? ”
“ kamu harusnya tau ”
“ ouuh.. gara-gara kejadian kemarin.
Trus kamu mau aku gimana? ” tanyaku. Dia hanya diam tak menjawab pertanyaanku
juga tidak melihat kearahku.
“ Keenan!! Sebenarnya kamu mau apa
sih? Kamu mau kita berakhir tanpa kata putus? Well... kalau itu yang kamu maksud, kita akhiri dengan cara seperti
ini. ” tambahku. Lagi-lagi dia diam, huff!!
Aku benar-benar tidak tahan lagi dengan sikap kamu ini tiba- tiba tanpa
mengatakan apa-apa dia menarikku keluar dari lift dan menyeretku sampai kedalam
mobilnya. Sebenarnya apa yang dilakukan oleh laki-laki ini, dia seperti wanita
yang sulit dimengerti apa maunya. Bahkan sekarang dia kembali diam membuatku
sangat frustasi.
“ keen, seenggaknya jelasin ke aku
kita mau kemana.” Dia tetap diam. Aacck....
Akhirnya kami sampai di caffe Vito,
dia memesan dua mocca dan kentang goreng, sampai beberapa menit berlalu dia
tetap diam. Kucoba menenangkan diri menghadapinya.
“ kamu udah bisa ngomong, apa alasan
kamu minta putus? ” tanyanya
“ aku gak bisa bilang alasannya ” jawabku
“ itu bukan gak bisa tapi memang gak
ada alasan. Aku tau, dalam setiap hubungan pasti ada masa jenuh, akan lebih
aneh lagi kalau kamu gak mengalaminya. Aku kecewa sama kamu, bukan karna kamu
bosan sama aku tapi karna kamu gak bilang sejujurnya. Ini pasti sudah berlalu
selama beberapa hari dan kamu terus menahannya kan. Karna itu kemarin kamu
nangis merasa bersalah sama aku, kan? ” aku menatapnya, dia benar-benar tidak
tau.
“ apa harus kamu maksa aku trus sama
kamu sedangkan aku sudah jenuh ” ucapku akhirnya. Jika ini memnag bisa jadi
alasan untuk dia melepaskanku.
“ hari ini kamu milikku. Aku sudah
batalin janji sam asemua orang, hari ini aku bakalan membuat kamu kembali jatuh
cinta sama aku. ” ucapnya. Aku berpikir apa yang akan dia lakukan, dasar bodoh.
Aku sudah sangat jatuh cinta, jadi semua yang akan kamu lakukan hari ini
sia-sia. Itu hanya akan merubahku menjadi seorang monster yang siap membunuhmu.
Menempuh satu jam lebih perjalanan,
ia tiba di sebuah taman. Aku sempat berfikir apa dia akan mengajakku makan
malam ditaman ini seperti didalam drama-drama, ditemani lilin, meja putih,
serta musik classic. Didepan mataku
sekarang aku tidak melihat apa-apa, aku hanya melihat hamparan rumput hijau,
sebenarnya apa yang mau dia lakukan untukku.
“ tutup matanya....”
“ oke ” ucapku, aku tidak akan
terkejut dengan surprice cinta apapun.
Namun,
belum sempat aku menghabiskan pikiranku, bak kawanan peri kecil dihadapanku
menari-nari petra beserta anak-anak yayasan satu hati lainnya. Disudut sana aku
melihat om Felix tertawa dengan tangan didalam saku celananya, aku terkejut
terlebih melihat mereka semua ditambah om Felix memakai baju berwarna putih.
Mereka benar-benar seperti berasal dari surga, aku bisa menebak siapa yang
merias wajah mereka. Laura si bawel itu mengubah wajah pucat mereka menjadi
bersinar. Aku tidak perduli meski kelihatannya lucu, meski tarian mereka tidak kelihatan
seperti ahlinya tapi aku bisa membaca persiapan mereka. Aku bahkan larut
menikmatinya, aku seperti hanya melihat sinar-sinar mereka tanpa bisa mendengar
alunan musik yang mengiringi mereka. Menari dengan bunga lily ditangan mereka, dan
sayap buatan dibelakang mereka, bukan itu yang indah melainkan senyum mereka.
Ending dari kejutan ini ditutup dengan layang-layang yang dimainkan ajun.
Layang-layang besar itu bertuliskan come
back to me and always with me... sorry. Keenan minta maaf untuk salah yang
telah aku lakukan, disinilah aku berfikir jahat. aku tidak ingin lagi menghindarinya.. aku hanya ingin bersamanya.... jika
aku harus mencintainya dengan egois, maka sebut saja ini cinta yang egois.. aku
tidak perduli dengan kebahagiaanya... aku hanya ingin bahagia karna memilikinya
ya.. aku ingin itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar