Jumat, 06 Februari 2015

Love Ego (karana) Part 3



Cuaca sangat panas hari ini, keenan pasti sudah terpanggang disana. Hari ini ada beberapa scene yang harus di ambil, mungkin akan lebih banyak ketimbang hari-hari biasanya, karna tiga hari ini shooting diliburkan. Minggu, shooting memang selalu libur, Keenan salah satu sutradara yang merasa bahwa hari minggu adalah waktu untuk menghabiskan hari bersama orang-orang yang spesial, senin memang tidak libur namun karna hari selasa adalah hari libur nasioanal Keenan merasa kenapa tidak meliburkan mereka di hari senin juga. Spesial untuk mas Nyoman dan mba’ Restu mereka diliburkan selama empat hari karna kalau tidak salah selain hari raya nyepi di hari selasa, hari rabu juga masih ada kegiatan untuk para umat hindu. Pekerjaanku akan cukup berat tanpa mba’ Restu.
            “ camera rolling....action!!! ” ucap Keenan kencang.
Anindya yang berperan sebagai Lisa di drama ini menghampiri Tian -yang diperankan oleh VG- di tepian danau, mata mereka berpadu dengan sedikit dialog yakni hai. Karna cuaca yang sangat panas, Dadang harus menyiapkan kipas angin kecil untuk memberikan kesan indah dari rambut Anindya yang seakan tertiup angin, aku selalu ingin secantik dia. Sama dengan Keenan aku juga harus bekerja keras hari ini, Menyiapkan elemen-elemen material tata artistik lebih awal sesuai dengan rancangan gambar kerja dari production designer sebagai kesiapan menjelang shooting dan menentukan kualitas hasil akhir sebelum dan selama proses perekaman gambar dan suara dengan bantuan beberapa teman yang lain kami juga harus menyiapkan beberapa properti sesuai dengan yang tertulis di script, memastikan bahwa latar yang dipakai sudah sempurna untuk pengambilan gambar yang sempurna pula.
            “ cut!! Good... perfect, kita break dulu ya lima belas menit. ” ucap Keenan, Anindya dan VG masuk ke tenda, ruang make up mereka. Aku mengambil air soda di freezer fleksible dan menghampiri Keenan yang masih duduk di kursi kebanggaannya bersama Joni meneliti hasil take one tadi. Joni tersenyum kemudian pergi ketika aku tiba, kutarik kursi Joni tadi dan duduk disamping Keenan, ia tersenyum menyambut air soda ditanganku. Anyway.. aku harus mengatakannya hari ini, aku tidak boleh pergi terlalu jauh. Aku harus secepatnya sadar diri.
            “ masih sibuk, mau makan gak? ” tanyaku.
            “ ntar aja kalau udah kelar, breaknya cuman beberapa menit ini. ” jawabnya menggulung lengan bajunya sambil meneguk air soda lagi, aku mengangguk. Seingatku. Aku menyimpan snack atau roti didalam tasku, aku beranjak dari tempat dudukku melangkah ke tempat aku menyimpan tasku, mengorek-ngoreknya, kuharap ada sesuatu dalam tasku yang bisa mengganjal perut Keenanku sebagai pengganti makan siangnya yang tertunda ini.
            “ bang Beno, sini dong!! ” teriak Keenan pada cameramen kesayangannya itu.
“ siap bos! Ada apa? ” tanya bang Beno ketika tiba disana.
            “ bang Beno ambil gambar Jhon pas nyelamatin Anindya, ya. kawanan ma’fianya ntar kita tempatin diatas gedung itu, close up wajah mereka satu-satu dulu trus cut to Anindya yang lagi jalan melewati gedung cut back to kawanan ma’fianya pas mereka turun intercut ke Jhon yang langsung datang tiba-tiba shoot terus adegan pertengkaran mereka, ambil beberapa latar yang perlu aja ya bang.” Jelas Keenan, bang Beno mengangguk.
            “ nih, mister Keenan. Roti isi coklat dan kacang almond.” Ucapku menyerahkan roti yang akhirnya kutemukan tadi, Keenan melahapnya sambil terus memperhatikan sisi-sisi lainya. Pacarku ini memang sangat sibuk dan bersemangat sekali kalau soal kualitas shootingnya, siapa sich aku ini, beruntung banget dapatin dia. Aku mesem-mesem waras.
            “ miss... latar buat take kedua udah belum? ” tanyanya,
            “ beres, mister. Tapi, aku cek lagi deh. ” jawabku, ia mengangguk.
Aku melangkah menuju crew-crew di departement artistik, kucek beberapa perlengkapan yang ada, aku harap semuanya sudah tersedia meski ada beberapa rangkaian bunga yang belum juga datang, untungnya itu tidak dipakai di take sekarang, ini tugas mas widi.
            “ mas... buket lilynya mana, kok belum dikirim? ”
            “ gak tau nih, udah ditelpon kok berkali-kali. ” jawab mas widi, benar saja handphone itu sedari tadi tidak pernah lepas dari tangannya. Aku meninggalkannya, kasihan juga kalau aku terus mendesaknya. Ku hampiri mas Rama, dia yang bertanggung jawab atas urusan soundtrack lagu drama ini, aku harus pastikan soundtracknya sudah selesai dan sesuai.
            “ hey, mas Rama. ”
            “ hey, pasti mau nanyain kabar soundtrack drama ini kan? ” tanyanya, aku mengangguk. Mas rama juga kesini pastinya untuk memberikan kabar tentang hal itu.
Rasanya berbelit-belit kalau aku menanyakan hal itu lagi, dia kan penulis lagu terkenal. Aku tidak pantas meragukan hasil lagu buatan mas rama, dia akan sangat teliti dalam membumbui rasa menyentuh disetiap lirik-lirik lagunya dan tentunya lagu untuk drma ini pasti sangat pas.
            “ kita bicara di dalam yuk, mas. ” ajakku, ia mengangguk. Dengan tas selempang sebagai karakter mas Rama, ia melangkah bersamaku ke dalam tenda tempat istirahat crew kemudian duduk dibeberapa kursi yang masih kosong.
            “ banyak anak-anak ngomong ke gue, ra. Judulnya ini sama banget kayak judul lagu NOAH yang hidup untukmu mati tanpamu. Gue pikir waktu itu, kenapa gak pake lagu NOAH aja sekalian, tapi ternyata pas gue baca scriptnya, ceritanya beda drama ini menceritakan tentang Andra yang cintanya gak kebalas, Lisa yang harus berkorban, dan Tian yang kehilangan, disini si Lisa mesti meninggal karna bom chip yang diletakin dikepalanya oleh kawanan ma’fia suruhan bokapnya Tian. Dan Lisa mati tanpa diketahui ama si Tian, yang Tian tau Lisa pergi ama si Andra ninggalin dia dan gak pernah kembali. Itu artinya Lisa Hidup bareng Tian tapi mati di pangkuan Andra bukan di pangkuan Tian. Jadi gue pikir judulnya ama filmnya emang nyambung dan untuk soundtracknya gue udah bikinin lirik yang pas dengan lima judul lagu, yang bakal dinyanyiin ama Anindya judulnya mata itu, yang bakal dinyanyiin ama VG seharusnya dari dulu, gue sih pengennya si jhon nyanyiin yang Tak berubah tapi dia bilang dia belum pede buat nyanyi, jadinya gue ntar kasih ke pendatang baru itu aja, suaranya bagus. Sama satu lagi duet Anindya ama VG yang selamanya terpahat. Untuk soundtrack khususnya bakal dinyanyiin sama icha yang judulnya sama ama judul filmnya hidup untukmu mati tanpamu. ” jelasnya, aku mengangguk sembari tersenyum. Ada perasaan kagum untuk mas Rama, penulis lagu soundtrack ternama sepertinya tidak pernah lupa menyisipkan permintaan kritik disetiap akhir katanya. Tentu saja aku tidak akan bisa melihat cela dilagunya, apalagi aku bukan kritikus music yang bisa tau salah apa yang ada. Setauku selama ini setiap lagu soundtrack yang dibuatnya itu selalu menjadi urutan nomor satu di tangga lagu setiap radio dan acara musik, walaupun itu soundtrack film horror.
            “ mas kalau udah minta donk, biar aku jadi orang perdana yang nerima.”
            “ ya, pasti jadi yang perdana lah. Orang mister Keenannya yang bakal ngasih punya dia, kan dia yang perdana. ” balasnya, aku tersenyum malu. Aku ada dibelakang Keenan lagi. Yang bisa dikatakan oleh hatiku hanya gila, kamu orang paling beruntung didunia ini, Ra. Apapun yang kamu inginkan, Keenan selalu memenuhinya.
              aku ketemu produser dulu, ya. Kalau udah fix entar aku kabarin ” ucapnya.
            “ sip bos Rama. ” ucapku berlagak seperti sedang hormat pada ketua upacara, dia tersenyum kemudian melangkah ketempat Keenan yang masih sangat sibuk. Kuliha lirik yang nampak sudah diketik dengan rapi itu, aku bisa membayangkan awalnya pasti tidak serapi ini, para penulis lagu terlihat keren buatku ketika sedang mencoret-coretkan penanya disebuah kertas ditemani gitar atau alat musik lainnya, mencari nada yang pas untuk lagunya. Ah benar! Aku hampir lupa dengan bunga lily tadi karna terlalu asik berbincang dengan mas Rama. Aku mencari lagi mas widi sebagai orang yang bertanggung jawab atas bunga lily tadi.
            Take selesai, aku menunggu sampai Keenan benar-benar selesai dengan kegiatannya di lokasi. Melihatku yang berdiri didepan mobilnya ia segera berlari kecil menghampiriku dengan senyum itu. Senyum itu, haruskah aku menyalahkan senyum itu karna telah membuatku jatuh hati tapi aku tidak bisa sebab bukan hanya karna senyum itu aku jatuh cinta melainkan semuanya, ya semuanya yang ada pada dirinya bahkan aku jatuh cinta pada kemarahannya, pada sikap buruknya yang lain bukankah seharusnya aku yang disalahkan atas semua ini. Aku melambaikan tangan dengan senyum berat dibibirku. Untuk beberapa menit aku terdiam di dalam mobil itu, rasanya sangat perih didadaku namun ini tetap harus terjadi.
            “ miss keenan baik-baik aja kan? ” tanyanya
            “ aku pengen ke laut ” jawabku. Ia mengangguk dengan kebingungan diwajahnya. Dia terus menatapku sementara aku tidak berani untuk menatapnya. Aku takut.
            “ kita sudah sampai ” ucapnya masih dengan nada heran, aku keluar dari mobil dan menghadap kelaut, kubiarkan angin laut mengacak rambutku. Sekarang aku bahkan tidak bisa melihat warna biru dilaut itu dengan jelas, semuanya samar dengan kaca-kaca dimataku.
            “ ada apa, miss? Kalau ada sesuatu cerita sama aku ”
            “ aku mau kita sampai disini aja ”
            “ hah? ”
            “ tentang hubungan kita, aku pikir cukup disini aja.”
Selama tiga puluh menit kami berdua terdiam, hingga akhirnya air mataku tidak bisa lagi kubendung. Kenapa kita harus diam disini bersama, kenapa kamu tidak meninggalkanku segera setelah aku mengatakan semua ini, apa aku harus mengulanginya lagi. Apa kamu tidak tau seberapa berat rasanya dan sakitnya hatiku ketika aku harus mengatakan itu padamu tadi.
            “ kenapa kamu menangis? Kalau kamu berat untuk mengakhiri kenapa harus memaksa mengakhirinya ” ucapnya. Ini tidak hanya berat ketika mengakhirinya ini bahkan sudah berat sejak awal aku memikirkan bagaimana caranya agar aku mampu untuk mengakhirinya dan bertahan tanpa terlihat kesulitan didepanmu, kamu mestinya tau itu.
            “ aku minta maaf tapi aku gak bisa menerima kata putus itu ” ucapnya lagi
            “ Keenan, please............. ”
            “ bilang dulu apa alasannya? ” tanyanya, aku tidak bisa mengatakannya.
            “ kita bisa putus kalau kamu sudah tau apa alasannya kita harus putus ”
Setelah itu didalam mobil menjadi benar-benar sepi, dia marah atau tidak aku juga tidak tau. Aku kira aku bisa tenang ketika melihatnya pergi dengan dingin tapi ternyata aku malah menitikkan air mataku. Ini adalah air mata untuk apa, aku sendiri tidak bisa menjelaskannya,
            “ kamu udah pulang, oh iya.. gue gak masak malam ini kalau kebetulan loe belum makan gue bisa pesanin makanan tapi, kayaknya loe udah makan deh pas nge-date. Anyway bilang aja kalau loe perlu sesuatu meskipun kelihatannya gue lagi fokus nonton drama korea tapi sebenarnya gue gak fokus-fokus amat jadi gue masih bisa denger suara meles loe itu kok, hahaha.. ” ucapnya tanpa melihat kearahku. Anak ini, apa itu yang dinamakan gak fokus. Sampai dikamar, aku melempar tasku begitu saja di atas meja rias dan menghempas keras pantatku diatas tempat tidur sembari meremas kepalaku dengan kedua tanganku. Keenan,, bagaimana bisa ini terjadi pada kita. Kenapa kamu harus bertemu dengan wanita seperti aku, kenapa kita harus jatuh cinta seperti ini, aku benar-benar minta maaf padamu. Harusnya aku tidak menarikmu waktu itu, harusnya aku tidak egois saat digedung tua itu. Bagaimanapun aku berusaha menahan air mataku, akhirnya aku malah menagis sangat kencang dikamarku bahkan tangisanku yang kencang itu membuat Laura menghampiriku.
            “ loe kenapa, ra? ”
            “ Laura, apa yang harus aku lakukan sekarang.... aku gak tau mesti bagaimana.. ” ucapku memeluk laura, tangisku benar-benar pecah dipelukannya, tangis yang sangat dalam.
            Esok harinya saat aku bertemu dengan Keenan, dia nampak seperti orang yang sedang marah, aku tau kepada siapa dia marah, dia pantas marah padaku. Kenapa aku merasa seperti kekanak-kanakan dihadapnnya hari ini, kenapa juga dia harus bersikap sangat dingin seperti itu, dia bahkan hanya melewatiku tanpa menatapku. Ini tidak seperti aku berbuat curang alias selingkuh padanya jadi kenapa dia bertingkah seolah aku tertangkap basah selingkuh dihadapannya. Kalau dia ingin berakhir seperti ini bukankah dia harus mengatakannya dengan benar, kenapa dia harus mengacuhkanku dihadapan semua crew yang sudah mengetahui hubungan kami. Dia membuatku tidak bisa menjawab pertanyaan para crew.
            “ setnya belum diatur? Restu, Nyoman. Apa yang kalian lakukan disini, kita sedang bekerja kalian pikir kalian kesini untuk tur. Beresin cepat!!! ” bentaknya, para crew terbelalak. Mereka menatapku, kemudian kembali menatap Keenan. Mereka kebingungan
            “ ngapain liat-liat?! Apa dengan ngelihatin gue kerjaan selesai. Hurry up!!!” mendengar teriakan Keenan, mereka segera berhamburan menuju ke tempat mereka semula.
            “ aish.. yang bertengkar mereka berdua kenapa mereka harus membawa kita. Untuk sutradara yang selalu mengucapkan kata profesional seperti dia ” umpat mas Nyoman.
            Aku yang merasa tidak nyaman dengan keadaan ini segera mengirimkan pesan pada Keenan untuk menemuiku di salah satu lift gedung ini. Tak lama kemudia dia datang dengan raut wajah yang dia tampakkan seharian ini, aku menunggu sampai semua orang turun dari lift ini. Kami saling tatap dengan rasa marah yang sama, ini benar-benar sikap tidak dewasa.
            “ Keenan, ada apa dengan kamu? ”
            “ kamu harusnya tau ”
            “ ouuh.. gara-gara kejadian kemarin. Trus kamu mau aku gimana? ” tanyaku. Dia hanya diam tak menjawab pertanyaanku juga tidak melihat kearahku.
            “ Keenan!! Sebenarnya kamu mau apa sih? Kamu mau kita berakhir tanpa kata putus? Well... kalau itu yang kamu maksud, kita akhiri dengan cara seperti ini. ” tambahku. Lagi-lagi dia diam, huff!! Aku benar-benar tidak tahan lagi dengan sikap kamu ini tiba- tiba tanpa mengatakan apa-apa dia menarikku keluar dari lift dan menyeretku sampai kedalam mobilnya. Sebenarnya apa yang dilakukan oleh laki-laki ini, dia seperti wanita yang sulit dimengerti apa maunya. Bahkan sekarang dia kembali diam membuatku sangat frustasi.
            “ keen, seenggaknya jelasin ke aku kita mau kemana.” Dia tetap diam. Aacck....
            Akhirnya kami sampai di caffe Vito, dia memesan dua mocca dan kentang goreng, sampai beberapa menit berlalu dia tetap diam. Kucoba menenangkan diri menghadapinya.
            “ kamu udah bisa ngomong, apa alasan kamu minta putus? ” tanyanya
            “ aku gak bisa bilang alasannya ” jawabku
            “ itu bukan gak bisa tapi memang gak ada alasan. Aku tau, dalam setiap hubungan pasti ada masa jenuh, akan lebih aneh lagi kalau kamu gak mengalaminya. Aku kecewa sama kamu, bukan karna kamu bosan sama aku tapi karna kamu gak bilang sejujurnya. Ini pasti sudah berlalu selama beberapa hari dan kamu terus menahannya kan. Karna itu kemarin kamu nangis merasa bersalah sama aku, kan? ” aku menatapnya, dia benar-benar tidak tau.
            “ apa harus kamu maksa aku trus sama kamu sedangkan aku sudah jenuh ” ucapku akhirnya. Jika ini memnag bisa jadi alasan untuk dia melepaskanku.
            “ hari ini kamu milikku. Aku sudah batalin janji sam asemua orang, hari ini aku bakalan membuat kamu kembali jatuh cinta sama aku. ” ucapnya. Aku berpikir apa yang akan dia lakukan, dasar bodoh. Aku sudah sangat jatuh cinta, jadi semua yang akan kamu lakukan hari ini sia-sia. Itu hanya akan merubahku menjadi seorang monster yang siap membunuhmu.
            Menempuh satu jam lebih perjalanan, ia tiba di sebuah taman. Aku sempat berfikir apa dia akan mengajakku makan malam ditaman ini seperti didalam drama-drama, ditemani lilin, meja putih, serta musik classic. Didepan mataku sekarang aku tidak melihat apa-apa, aku hanya melihat hamparan rumput hijau, sebenarnya apa yang mau dia lakukan untukku.
            “ tutup matanya....”
            “ oke ” ucapku, aku tidak akan terkejut dengan surprice cinta apapun.
Namun, belum sempat aku menghabiskan pikiranku, bak kawanan peri kecil dihadapanku menari-nari petra beserta anak-anak yayasan satu hati lainnya. Disudut sana aku melihat om Felix tertawa dengan tangan didalam saku celananya, aku terkejut terlebih melihat mereka semua ditambah om Felix memakai baju berwarna putih. Mereka benar-benar seperti berasal dari surga, aku bisa menebak siapa yang merias wajah mereka. Laura si bawel itu mengubah wajah pucat mereka menjadi bersinar. Aku tidak perduli meski kelihatannya lucu, meski tarian mereka tidak kelihatan seperti ahlinya tapi aku bisa membaca persiapan mereka. Aku bahkan larut menikmatinya, aku seperti hanya melihat sinar-sinar mereka tanpa bisa mendengar alunan musik yang mengiringi mereka. Menari dengan bunga lily ditangan mereka, dan sayap buatan dibelakang mereka, bukan itu yang indah melainkan senyum mereka. Ending dari kejutan ini ditutup dengan layang-layang yang dimainkan ajun. Layang-layang besar itu bertuliskan come back to me and always with me... sorry. Keenan minta maaf untuk salah yang telah aku lakukan, disinilah aku berfikir jahat. aku tidak ingin lagi menghindarinya.. aku hanya ingin bersamanya.... jika aku harus mencintainya dengan egois, maka sebut saja ini cinta yang egois.. aku tidak perduli dengan kebahagiaanya... aku hanya ingin bahagia karna memilikinya ya.. aku ingin itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar